Monday, May 27, 2013

DONGENG

Posted by Unknown at 5:04 AM
Sumber : The Power of Story Telling


“Semut merah naik haji”
-Kak Mal-
 
Pagi itu, semut merah tidak mau makan, dia tidak henti-hentinya memikirkan bagaimana caranya bisa berangkat haji.
“Hai semut merah sedang apa?” semut hitam bertanya memecah kebuntuan.
Semut merah menjawab singkat, “Aku ingin pergi haji.”
“Hah, pergi haji? Ha…ha…ha” semut hitam meledeknya.
“Mana mungkin kamu bisa pergi haji. Kamu kan badannya kecil. Terus bagaimana nanti saat menyeberang lautan. Ha…ha…ha… Aku saja yang besar tidak bisa,” kata semut hitam kembali merendahkan semut merah, yang memang postur tubuhnya lebih kecil daripada semut hitam.

Semut merah tidak mempedulikan cacian dan hinaan semut hitam, dalam hatinya dia berharap untuk bisa pergi haji. Ketika dia sedang berjalan, tiba-tiba ada sebuah koper yang berhenti persis di depannya.
“Wah, jangan-jangan ini koper orang yang mau pergi haji?” Semut merah bertanya pada dirinya.
Akhirnya, setelah berpikir agak lama, semut merah bertekad untuk masuk ke dalam koper itu, tidak peduli mau dibawa ke mana, tapi dia sangat berharap koper itu benar-benar milik orang yang akan berangkat haji. Beberapa saat kemudian koper itu bergerak masuk ke ruangan yang sangat gelap sekali.
“Ruangan apa ini?” kata semut merah dalam hatinya.
Selanjutnya semut merah keluar dari koper tempat persembunyiannya. Semut merah memperhatikan tempat di sekelilingnya. Dia berjalan-jalan hingga sampai ke tepi jendela.
“Hah… apakah aku sedang di udara?” pikir semut merah. Dia memperhatikan bentangan awan-awan putih yang tertata rapi.
Selanjutnya, semut merah merasakan hentakkan yang sangat keras, dan dia terpelanting, untung saja dia jatuh ke atas kursi sehingga tidak menimbulkan luka, semut merah kembali ke koper tempat dia bersembunyi.
Setelah beberapa saat koper itu diangkut mobil menuju tempat peristirahatan. Semut merah merasakan lapar yang mendalam sehingga dia keluar dari tempat persembunyiannya untuk mencari makan. Tidak memerlukan waktu yang lama, semut merah akhirnya menemukan makanan yang sangat berlimpah.
Tiba-tiba di saat sedang menikmati makanan itu datanglah segerombolan semut yang sedang mencari makanan.
“Hai semut merah, sepertinya aku belum pernah melihat kamu, kamu dari mana?” kata pemimpin semut yang baru datang itu.
“Aku dari Indonesia,” kata semut merah singkat.
“Hah… bagaimana mungkin kamu dari Indonesia?” kembali semut itu bertanya. Dia tidak percaya dengan apa yang disampaikan semut merah. Semut merah menceritakan perjalanannya dari rumah sampai akhirnya tiba di tempat itu.
Kelompok semut itu sangat kagum tentang keberanian yang dimiliki semut merah. “Baiklah kalau begitu. Bagaimana kalau aku mengantarmu untuk pergi ke Mekah,” kata pimpinan semut itu sambil tersenyum.
“Memangnya kalian tahu Mekah?” semut merah kembali bertanya. Setelah semut merah mendapatkan penjelasan dari para semut itu, akhirnya mereka berangkat ke Mekah dengan bis angkutan haji.
Proses haji mereka ikuti dengan sembunyi-sembunyi di balik pakaian manusia. Mereka melakukannya sama seperti yang manusia lakukan. Setelah proses haji itu selesai, semut merah pamit kepada teman-temannya. Dia juga berfoto bersama mereka di Masjidil Haram, untuk membuktikan kepada semut hitam bahwa dia baru saja pulang haji.
Hikmahnya cerita ini adalah pertama, tidak boleh menyepelekan kemampuan orang lain; kedua tidak boleh putus asa; dan ketiga harus berani mencoba.



0 comments:

Post a Comment

 

Stevania's Blog Template by Ipietoon Blogger Template | Gadget Review